Prostat adalah kelenjar kecil berbentuk walnut yang terletak tepat di bawah kandung kemih pria, mengelilingi uretra. Fungsi utamanya adalah memproduksi cairan yang menjadi bagian dari air mani. Seiring bertambahnya usia, prostat rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker prostat, yang merupakan salah satu kanker paling umum pada pria [1]. Oleh karena itu, pemeriksaan prostat rutin sangat penting.
A. Jenis Pemeriksaan Prostat:
a. Digital Rectal Exam (DRE):
Prosedur: Dokter memasukkan jari yang dilapisi sarung tangan ke dalam rektum untuk meraba prostat.
Tujuan: Mendeteksi pembesaran, nodul, atau area yang tidak biasa pada prostat [2].
b. Prostate-Specific Antigen (PSA) Test:
Prosedur: Tes darah untuk mengukur kadar PSA, protein yang diproduksi oleh sel-sel prostat.
Tujuan: Kadar PSA yang tinggi bisa menandakan kanker prostat, meskipun juga bisa disebabkan oleh kondisi non-kanker seperti prostatitis atau pembesaran prostat jinak (BPH) [3].
Kapan Harus Melakukan Pemeriksaan?
Pria berusia 50 tahun ke atas disarankan untuk memulai pemeriksaan rutin.
Pria dengan faktor risiko tinggi (riwayat keluarga, ras Afrika-Amerika) mungkin perlu memulai pada usia 40-45 tahun [4].
Kontroversi Seputar Skrining PSA:
Meskipun luas digunakan, skrining PSA massal tetap kontroversial. Beberapa organisasi kesehatan menyarankan "pengambilan keputusan bersama" antara pasien dan dokter, mengingat:
Hasil positif palsu yang dapat menyebabkan kecemasan dan prosedur invasif yang tidak perlu.
Overdiagnosis dan overtreatment kanker prostat yang mungkin tidak pernah mengancam jiwa [5].
Faktor Risiko Kanker Prostat:
Usia (lebih umum setelah 50 tahun)
Riwayat keluarga
Ras (lebih tinggi pada pria Afrika-Amerika)
Obesitas dan pola makan tinggi lemak [6]
Gejala yang Perlu Diwaspadai:
Kesulitan atau nyeri saat berkemih
Darah dalam urin atau air mani
Nyeri panggul atau punggung bawah
Disfungsi ereksi [7]
Pencegahan dan Gaya Hidup Sehat:
Diet seimbang kaya sayuran dan buah-buahan
Olahraga teratur
Menjaga berat badan sehat
Pertimbangkan suplemen seperti selenium, vitamin E, atau likopen (meskipun manfaatnya masih diperdebatkan) [8]
Kesimpulan:
Pemeriksaan prostat adalah komponen kunci dalam pemeliharaan kesehatan pria. Meskipun ada perdebatan tentang manfaat dan risiko skrining massal, diskusi terbuka dengan penyedia layanan kesehatan dapat membantu pria membuat keputusan yang tepat berdasarkan usia, faktor risiko, dan preferensi pribadi. Ingatlah, deteksi dini bisa sangat meningkatkan hasil pengobatan kanker prostat [9].
Referensi:
[1] Siegel, R.L., Miller, K.D., & Jemal, A. (2020). "Cancer statistics, 2020." CA: A Cancer Journal for Clinicians, 70(1), 7-30.
[2] Naji, L., et al. (2018). "Digital Rectal Examination for Prostate Cancer Screening in Primary Care: A Systematic Review and Meta-Analysis." Annals of Family Medicine, 16(2), 149-154.
[3] Catalona, W.J., et al. (2000). "Comparison of Percent Free PSA, PSA Density, and Age-Specific PSA Cutoffs for Prostate Cancer Detection and Staging." Urology, 56(2), 255-260.
[4] Carter, H.B., et al. (2013). "Early Detection of Prostate Cancer: AUA Guideline." The Journal of Urology, 190(2), 419-426.
[5] U.S. Preventive Services Task Force. (2018). "Screening for Prostate Cancer: U.S. Preventive Services Task Force Recommendation Statement." JAMA, 319(18), 1901-1913.
[6] Rawla, P. (2019). "Epidemiology of Prostate Cancer." World Journal of Oncology, 10(2), 63-89.
[7] National Cancer Institute. (2021). "Prostate-Specific Antigen (PSA) Test." Retrieved from https://www.cancer.gov/types/prostate/psa-fact-sheet
[8] Cuzick, J., et al. (2014). "Prevention and Early Detection of Prostate Cancer." The Lancet Oncology, 15(11), e484-e492.
[9] Schröder, F.H., et al. (2009). "Screening and Prostate-Cancer Mortality in a Randomized European Study." New England Journal of Medicine, 360(13), 1320-1328.
0 Komentar