Pemeriksaan Trombosit: Sejarah, Penjelasan, dan Proses Analitik

 

1. Sejarah

Pemeriksaan trombosit telah menjadi bagian integral dari hematologi klinis sejak awal pengembangan ilmu kedokteran. Trombosit, atau keping darah, pertama kali diidentifikasi pada akhir abad ke-19 oleh ilmuwan seperti Paul Ehrlich dan William Osler. Pada tahun 1900-an, pemahaman tentang fungsi trombosit dalam hemostasis (proses pembekuan darah) mulai berkembang.
Metode untuk menghitung jumlah trombosit juga telah mengalami perkembangan signifikan. Awalnya, pemeriksaan dilakukan secara manual menggunakan mikroskop dan bilik hitung. Namun, dengan kemajuan teknologi, metode otomatis seperti hematology analyzer diperkenalkan pada pertengahan abad ke-20, yang memungkinkan penghitungan trombosit yang lebih cepat dan akurat.
Seiring waktu, pemeriksaan trombosit menjadi penting dalam diagnosis berbagai kondisi medis, termasuk gangguan perdarahan, penyakit hati, dan kanker. Dengan meningkatnya kebutuhan akan data laboratorium yang akurat, pemeriksaan trombosit kini menjadi salah satu tes rutin yang dilakukan di banyak fasilitas kesehatan.

2. Penjelasan

Trombosit adalah sel darah kecil yang tidak memiliki inti dan berfungsi dalam proses pembekuan darah. Mereka berasal dari megakariosit di sumsum tulang dan memiliki ukuran sekitar 1-4 mikrometer. Jumlah trombosit normal dalam darah manusia dewasa berkisar antara 150.000 hingga 450.000 keping per mikroliter darah.
Pemeriksaan trombosit dilakukan untuk:
  • Menilai fungsi hemostasis.
  • Mendiagnosis gangguan perdarahan.
  • Memantau terapi antikoagulan.
  • Menilai prognosis penyakit tertentu.
Hasil pemeriksaan trombosit dapat memberikan informasi penting tentang kondisi kesehatan pasien. Trombositopenia (jumlah trombosit rendah) dapat mengindikasikan masalah serius seperti gangguan sumsum tulang atau penyakit autoimun, sedangkan trombositosis (jumlah trombosit tinggi) dapat menunjukkan risiko pembekuan darah yang berlebihan.

3. Pra Analitik, Analitik, dan Pasca Analitik

Proses pemeriksaan trombosit dapat dibagi menjadi tiga fase: pra analitik, analitik, dan pasca analitik.

a. Pra Analitik

Fase pra analitik mencakup semua langkah yang dilakukan sebelum pengujian:
  • Persiapan Pasien: Informasi mengenai prosedur harus diberikan kepada pasien, termasuk persyaratan puasa jika diperlukan.
  • Pengambilan Sampel: Sampel darah diambil menggunakan teknik venipuncture dengan antikoagulan EDTA untuk mencegah pembekuan.
  • Penyimpanan Sampel: Sampel harus disimpan pada suhu yang sesuai (biasanya antara 2°C hingga 8°C) jika tidak segera dianalisis.

b. Analitik

Fase analitik adalah tahap di mana sampel diperiksa:
  • Penggunaan Alat: Metode otomatis seperti hematology analyzer digunakan untuk menghitung jumlah trombosit secara cepat dan akurat.
  • Pemeriksaan Manual: Dalam beberapa kasus, pemeriksaan manual menggunakan metode Rees Ecker atau Brecher-Cronkite juga dapat dilakukan untuk verifikasi hasil.

c. Pasca Analitik

Fase pasca analitik mencakup langkah-langkah setelah pengujian:
  • Interpretasi Hasil: Hasil harus diinterpretasikan dengan mempertimbangkan riwayat kesehatan pasien dan gejala klinis.
  • Dokumentasi: Hasil harus dicatat dengan baik untuk referensi di masa mendatang.
  • Tindak Lanjut: Jika hasil menunjukkan adanya masalah, tindakan lebih lanjut seperti tes tambahan atau konsultasi dokter harus dilakukan.

4. Prinsip Kerja Setiap Bantalan Strip

Meskipun pemeriksaan trombosit umumnya tidak menggunakan strip tes seperti dalam pemeriksaan urine, prinsip kerja alat otomatis dalam menghitung trombosit melibatkan beberapa teknik dasar:
  1. Prinsip Impedansi: Metode ini mengukur resistensi listrik saat sel-sel darah melewati dua elektroda. Perubahan resistensi ini digunakan untuk menghitung jumlah sel termasuk trombosit.
  2. Prinsip Flow Cytometry: Dalam metode ini, sel-sel darah dicampur dengan pewarna fluoresen dan dialirkan melalui laser. Sel-sel yang melewati laser akan memancarkan cahaya yang kemudian dianalisis untuk menentukan jumlah dan tipe sel.
  3. Metode Manual:
    • Rees Ecker: Darah diencerkan dengan larutan Brilliant Cresyl Blue (BCB), sehingga trombosit terwarnai biru dan dapat dihitung di bawah mikroskop.
    • Brecher-Cronkite: Menggunakan larutan amonium oksalat untuk melisiskan sel darah merah sehingga hanya trombosit yang dihitung.

5. Kesalahan yang Mungkin Terjadi pada Hasil Pemeriksaan

Beberapa kesalahan dapat terjadi selama proses pemeriksaan trombosit yang dapat mempengaruhi akurasi hasil:
  1. Kontaminasi Sampel: Kontaminasi dari lingkungan atau peralatan dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat.
  2. Kesalahan Pembacaan Waktu: Jika sampel tidak dianalisis dalam waktu yang tepat setelah pengambilan, hasilnya bisa salah interpretasi.
  3. Kondisi Penyimpanan Sampel: Sampel yang disimpan dalam suhu yang tidak sesuai dapat mempengaruhi integritas sel-sel darah.
  4. Interferensi Zat Lain: Zat tertentu dalam darah seperti lipid atau hemoglobin abnormal dapat mengganggu pengukuran otomatis.
  5. Kesalahan Teknik Pengambilan Darah: Teknik venipuncture yang tidak tepat dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel darah dan menghasilkan hasil yang rendah palsu.
  6. Keterampilan Pengguna: Keterampilan teknis pengguna dalam melakukan pengujian juga mempengaruhi hasil akhir; pelatihan yang kurang dapat menyebabkan kesalahan prosedur.

Kesimpulan

Pemeriksaan jumlah trombosit adalah prosedur penting dalam diagnosis berbagai kondisi medis terkait hemostasis. Dengan memahami sejarah, penjelasan teknis, serta proses analitik dari pemeriksaan ini, tenaga medis dapat meningkatkan akurasi diagnosis dan memberikan perawatan yang lebih baik kepada pasien mereka. Penting juga untuk menyadari kesalahan potensial yang dapat terjadi selama proses pemeriksaan agar hasilnya tetap valid dan dapat diandalkan.

Referensi

  1. Sujud, M., & dkk (2015). Pemeriksaan Hitung Trombosit. Retrieved from http://repository.unimus.ac.id/1915/4/13.%20BAB%20II.pdf
  2. Nurseha, R., & dkk (2021). Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit. Jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes Ternate.
  3. Yaqin, M., & Dian, R. (2015). Analisis Tahapan Pra Analitik dalam Pemeriksaan Hematologi. Retrieved from https://librepo.stikesnas.ac.id/735/2/KTI.pdf
  4. Riswanto, R., & dkk (2013). Pemeriksaan Hematologi Rutin. Retrieved from http://repository.um-surabaya.ac.id/433/3/BAB_2.pdf
  5. Praptomo, A., & dkk (2018). Pemeriksaan Trombosit dalam Diagnostik Klinis. Retrieved from https://repo.poltekkesbandung.ac.id/3243/11/BAB%20I.pdf
  6. Wulandari, D., & dkk (2012). Prinsip Kerja Alat Otomatis dalam Pemeriksaan Trombosit. Retrieved from https://repository.unimus.ac.id/1142/2/BAB%20I.pdf
Dengan artikel ini diharapkan pembaca mendapatkan pemahaman mendalam mengenai pemeriksaan trombosit serta cara penggunaannya secara efektif dalam praktik medis sehari-hari.

0 Komentar