Vitamin C, juga dikenal sebagai asam askorbat, adalah nutrisi esensial yang dikenal luas karena manfaatnya untuk sistem kekebalan tubuh dan kesehatan kulit. Namun, dalam era "lebih banyak lebih baik", banyak orang mengonsumsi suplemen vitamin C dengan dosis tinggi, seperti 1000 mg, tanpa memahami sepenuhnya risiko yang mungkin timbul.
Kebutuhan vs. Konsumsi Berlebih:
Kebutuhan harian vitamin C untuk orang dewasa berkisar antara 65-90 mg, dengan batas atas asupan yang dapat ditoleransi (UL) sebesar 2000 mg [1]. Meskipun 1000 mg masih di bawah UL, ini jauh melebihi kebutuhan harian dan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.
Risiko Mengonsumsi Vitamin C 1000 mg:
Gangguan Pencernaan:
Konsumsi vitamin C dosis tinggi dapat menyebabkan diare, mual, kram perut, dan dalam beberapa kasus, konstipasi [2].
Batu Ginjal:
Vitamin C berlebih diubah menjadi oksalat dalam tubuh. Kadar oksalat tinggi dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal kalsium oksalat [3].
Hemolisis pada Individu dengan G6PD:
Pada orang dengan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD), vitamin C dosis tinggi dapat menyebabkan hemolisis atau kerusakan sel darah merah [4].
Kelebihan Zat Besi:
Vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi. Bagi individu dengan hemokromatosis, ini bisa menyebabkan akumulasi zat besi yang berbahaya [5].
Interaksi Obat:
Vitamin C dapat berinteraksi dengan beberapa obat, termasuk aspirin, statin, dan obat kemoterapi, mengurangi efektivitas atau meningkatkan efek samping [6].
Pro-oksidan pada Dosis Tinggi:
Meskipun vitamin C adalah antioksidan, pada dosis sangat tinggi, ia dapat bertindak sebagai pro-oksidan, meningkatkan stres oksidatif alih-alih menguranginya [7].
Rebound Scurvy:
Menghentikan asupan vitamin C dosis tinggi secara tiba-tiba dapat menyebabkan "rebound scurvy", di mana tubuh menjadi terlalu bergantung pada asupan tinggi [8].
Masalah Gigi:
Suplemen vitamin C sering dalam bentuk asam, yang bisa merusak enamel gigi jika dikonsumsi berlebihan [9].
Rekomendasi Ahli:
Mayoritas ahli gizi dan dokter menyarankan untuk mendapatkan vitamin C dari sumber alami seperti buah-buahan dan sayuran. Jika suplemen diperlukan, disarankan untuk tidak melebihi 200-500 mg per hari, kecuali diresepkan oleh dokter [10].
Kesimpulan:
Meskipun vitamin C penting untuk kesehatan, lebih banyak tidak selalu berarti lebih baik. Konsumsi 1000 mg per hari dapat menyebabkan berbagai efek samping yang tidak diinginkan. Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum memulai suplemen dosis tinggi apapun. Ingatlah, keseimbangan adalah kunci dalam nutrisi.
Referensi:
[1] National Institutes of Health. (2021). "Vitamin C: Fact Sheet for Health Professionals." Retrieved from https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminC-HealthProfessional/
[2] Levine, M., et al. (1996). "Vitamin C pharmacokinetics in healthy volunteers: Evidence for a recommended dietary allowance." Proceedings of the National Academy of Sciences, 93(8), 3704-3709.
[3] Ferraro, P.M., et al. (2016). "Total, Dietary, and Supplemental Vitamin C Intake and Risk of Incident Kidney Stones." American Journal of Kidney Diseases, 67(3), 400-407.
[4] Riordan, H.D., et al. (2005). "High-dose intravenous vitamin C in the treatment of a patient with adenocarcinoma of the pancreas." Puerto Rico Health Sciences Journal, 24(1), 39-43.
[5] Cook, J.D., & Reddy, M.B. (2001). "Effect of ascorbic acid intake on nonheme-iron absorption from a complete diet." The American Journal of Clinical Nutrition, 73(1), 93-98.
[6] Bjelakovic, G., et al. (2012). "Antioxidant supplements for prevention of mortality in healthy participants and patients with various diseases." Cochrane Database of Systematic Reviews, 3, CD007176.
[7] Podmore, I.D., et al. (1998). "Vitamin C exhibits pro-oxidant properties." Nature, 392(6676), 559.
[8] Hodges, R.E., et al. (1971). "Vitamin C deficiency in man." The American Journal of Clinical Nutrition, 24(4), 432-443.
[9] Lussi, A., et al. (2012). "Dental erosion – an overview with emphasis on chemical and histopathological aspects." Caries Research, 45(Suppl. 1), 2-12.
[10] Frei, B., et al. (2012). "Authors' perspective: What is the optimum intake of vitamin C in humans?" Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 52(9), 815-829.
0 Komentar