Bayangkan Anda sedang berjalan di hutan. Anda melihat pohon-pohon berdiri kokoh, diam, dan tampaknya terpisah. Tapi tahukah Anda bahwa di bawah kaki Anda, terjadi percakapan yang riuh? Ya, pohon-pohon itu "berbicara", bertukar sumber daya, dan bahkan memperingatkan satu sama lain tentang bahaya. Selamat datang di "Wood Wide Web" [1].

Apa itu Wood Wide Web?

Istilah ini diciptakan oleh ekologis Suzanne Simard untuk menggambarkan jaringan komunikasi dan pertukaran sumber daya yang kompleks antara pohon-pohon melalui akar dan jamur mikoriza [2]. Bayangkan jamur sebagai "kabel serat optik" dan akar pohon sebagai "router". Bersama-sama, mereka membentuk internet bawah tanah yang menghubungkan seluruh hutan.

Apa yang Mereka "Bicarakan"?

Bertukar Nutrisi:

Pohon besar dengan akses ke sinar matahari lebih banyak akan mengirim gula (hasil fotosintesis) ke pohon muda atau yang tumbuh di bawah naungan [3]. Ini seperti orang tua mengirim uang jajan ke anaknya di kampus!

Peringatan Bahaya:

Ketika diserang hama, pohon melepaskan zat kimia sebagai sinyal bahaya. Pohon-pohon di sekitarnya akan menerima pesan ini dan mulai memproduksi senyawa pertahanan [4]. Ini seperti sistem peringatan dini tsunami, tapi untuk hutan!

Mendukung "Keluarga":

Simard menemukan bahwa pohon cedar dan birch saling mendukung lebih banyak jika mereka berkerabat dekat [5]. Ini mengingatkan kita pada pepatah "darah lebih kental daripada air"!


Implikasi Wood Wide Web:

Ekologi:

Pembalakan selektif pohon "ibu" (pohon besar yang terhubung banyak) bisa menghancurkan jaringan komunikasi hutan [6]. Ini seperti menghancurkan menara seluler dan mengharapkan ponsel tetap berfungsi!

Pertanian:

Pertanian monokultur (satu jenis tanaman) menghambat pembentukan Wood Wide Web. Pertanian polikultur (beragam tanaman) bisa meningkatkan hasil panen dan ketahanan terhadap hama [7].

Filosofi:

Penemuan ini menantang pandangan Barat tentang "survival of the fittest". Ternyata, hutan berkembang melalui kerjasama, bukan kompetisi [8]. Charles Darwin mungkin perlu menulis ulang bukunya!

Teknologi:

Ilmuwan sekarang terinspirasi oleh Wood Wide Web untuk mengembangkan jaringan sensor tanpa kabel yang hemat energi [9]. Bayangkan, pohon mengajarkan kita tentang IoT (Internet of Things)!

Kesehatan Mental:

Penelitian menunjukkan bahwa "mandi hutan" (berjalan-jalan di hutan) menurunkan stres dan meningkatkan sistem kekebalan [10]. Mungkin ini karena kita secara tidak sadar merasakan keharmonisan Wood Wide Web?


Kesimpulan: Pelajaran dari Hutan yang Bisu

Wood Wide Web menunjukkan bahwa bahkan dalam diam, alam berkomunikasi, berkolaborasi, dan peduli. Ini menantang kita untuk memikirkan kembali hubungan kita dengan alam dan satu sama lain.

Jadi, lain kali Anda berjalan di hutan dan merasa sendirian, ingatlah: Anda sedang berjalan di atas internet terbesar dan tertua di dunia. Dan mungkin, jika Anda mendengarkan dengan cukup seksama, Anda bisa mendengar bisikan pohon-pohon yang bijak.

Referensi:

[1] Simard, S.W., et al. (2012). "Mycorrhizal networks: Mechanisms, ecology and modelling." Fungal Biology Reviews, 26(1), 39-60.

[2] Simard, S.W. (2018). "How trees talk to each other." TED Talk.

[3] Klein, T., et al. (2016). "Below-ground carbon transfer among Betula nana may increase with warming in Arctic tundra." New Phytologist, 211(4), 1265-1275.

[4] Baldwin, I.T., et al. (2006). "Volatile signaling in plant-plant interactions: 'talking trees' in the genomics era." Science, 311(5762), 812-815.

[5] Simard, S.W., et al. (1997). "Net transfer of carbon between ectomycorrhizal tree species in the field." Nature, 388(6642), 579-582.

[6] Beiler, K.J., et al. (2010). "Architecture of the wood-wide web: Rhizopogon spp. genets link multiple Douglas-fir cohorts." New Phytologist, 185(2), 543-553.

[7] Fitter, A.H. (2005). "Darkness visible: reflections on underground ecology." Journal of Ecology, 93(2), 231-243.

[8] Kiers, E.T., & van der Heijden, M.G. (2006). "Mutualistic stability in the arbuscular mycorrhizal symbiosis: exploring hypotheses of evolutionary cooperation." Ecology, 87(7), 1627-1636.

[9] Braga, R.F., et al. (2020). "Wireless underground sensor networks: A review." IEEE Sensors Journal, 20(10), 5395-5410.

[10] Li, Q., et al. (2010). "Effect of phytoncide from trees on human natural killer cell function." International Journal of Immunopathology and Pharmacology, 23(3), 951-959.

Picture By: https://images.pexels.com/photos/4072437/pexels-photo-4072437.jpeg