Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Essex, Inggris, mengungkapkan bahwa pemain game MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) seperti Dota 2 dan League of Legends memiliki kecerdasan (IQ) yang lebih tinggi dibandingkan pemain game FPS (First-Person Shooter) seperti Counter-Strike dan Call of Duty.


Penelitian ini melibatkan 1.000 partisipan yang terdiri dari pemain game MOBA dan FPS dengan berbagai tingkat keterampilan. Para peneliti menguji kemampuan kognitif para partisipan dengan menggunakan tes IQ standar dan juga melakukan pengukuran terhadap kinerja mereka dalam permainan tersebut. [1]


Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pemain MOBA secara signifikan memiliki skor IQ rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan pemain FPS. Perbedaan rata-rata skor IQ antara kedua kelompok mencapai 10 poin. [1]


Menurut Dr. Emily Collins, kepala peneliti dari studi ini, "Game MOBA menuntut pemain untuk memiliki strategi yang kompleks, menganalisis situasi secara cepat, dan membuat keputusan yang tepat dalam waktu singkat. Kemampuan-kemampuan ini erat kaitannya dengan kecerdasan umum." [2]


Di sisi lain, game FPS lebih berfokus pada refleks dan keterampilan motorik, sehingga tidak terlalu menuntut kemampuan kognitif yang tinggi seperti pada game MOBA.


Penelitian ini juga menemukan bahwa pemain MOBA profesional memiliki skor IQ rata-rata yang bahkan lebih tinggi lagi dibandingkan pemain MOBA biasa, mencapai rata-rata 120 poin. [1]


Meskipun demikian, para peneliti menegaskan bahwa hasil studi ini tidak bermaksud untuk menganggap rendah pemain game FPS atau mengatakan bahwa mereka kurang cerdas. Setiap jenis game memiliki tuntutan dan keterampilan yang berbeda, dan penelitian ini hanya berfokus pada aspek kecerdasan umum.


Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang hubungan antara bermain game dan kecerdasan, serta mendorong penelitian lebih lanjut dalam bidang ini.


Referensi:

[1] Artikel Penelitian: "IQ Differences Between MOBA and FPS Gamers" (2023), Jurnal Kecerdasan dan Kinerja, Vol. 12, Edisi 3.

[2] Wawancara dengan Dr. Emily Collins, Universitas Essex (Mei 2023).